Penaklukan Baitul Maqdis (Tanda Kiamat Semakin Hampir)

Penaklukan Baitul Maqdis (1 dari 6 Tanda Kiamat) 

Dari auf bin malik bahwasanya Rosulullah bersabda; “Hitunglah enam hal menjelang kiamat, yaitu: kematianku, kemudian penaklukan baitul maqdis, kemudian kematian massal seperti penyakit qu`as pada kambing, kemudian melimpahnya harta, hingga seseorang di beri seratus dinar, ia masih merasa tidak suka, Kemudian fitnah yang memasuki setiap rumah orang arab, kemudian perdamaian antara kamu dan bani ashfar [kafir] lalu mereka berhianat dan mendatangi kamu dengan 80 panji yang di setiap panjinya ada 12000 prajurit.” HR Bukhori

Apa Yang Kita Tahu Tentang Masjid Al-Aqsa?

El Quds atau Kota Baitul Maqdis terletak di Palestina di Syam, ia adalah merupakan Kiblat Umat Islam yang pertama dan tempat isra’ Nabi Muhammad, ia merupakan Masjid ketiga Umat Islam setelah Masjidil haram di Makkah dan Masjid An Nabawi di Madinah.

Kota ini dibangun 5000 tahun yang lalu oleh suku Kan’an yang mereka namakan dengan “Ursyalim”. Kerana itulah kata “Yerussalem” bukanlah berasal dari bahasa Ibrani tetapi berasal dari bahasa Kan’an.

Apa yang anda ketahui tentang Masjid al-Aqsa? Adakah kita perhatikan setiap kali disebut akan nama “Masjid Al Aqsha” maka media lokal (Arab) maupun media internasional, akan menampilkan gambar “Dome of the Rock.”


  • Perhatikan perbezaan atara Masjid Qubbah Al-Shakhra dan masjid Al-Aqsa
  • Perhatikan perbezaan antara Masjid Qubbah Al-Shakhra dan masjid Al-Aqsa

Maka banyak orang Muslim dan Non-Muslim, dengan maksud yang berbeza-beza telah membuat kesalahan dengan mencetak dan menyebarluaskan gambar itu. Umat Muslim mengirim kemana-mana, dirumah maupun di pejabat. Akhirnya anak-anak tertipu dan tidak dapat membezakan kebenaran dari dua masjid.

Perhatikanlah setiap saat disebut nama masjid Al-Aqsa selalu yang ditampilkan adalah masjid Qubah Al-Shakhra yang dibangun oleh Sayyidina Umar ra bukan masjid Al-Aqsa. Dan banyak diantara kita yang tidak tahu bagaimana bentuknya masjid Al-Aqsa. Hal ini kembali kepada maksud Yahudi untuk menghapus masjid Al-Aqsa dari ingatan muslimin.

Mereka sengaja atau tidak sengaja selalu menampilkan foto masjid Qubbah al-Shakhra dan mengenyampingkan masjid Al-Aqsa sehingga ia lebih benar dan dikenal dikalangan masyarakat muslim atau non muslim. Masjid Al-Aqsa adalah masjid yang Rasulallah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bermi’raj bersama sama Jibril ke langit, dan sebelum naik ke langit beliau solat bersama-sama para nabi dari nabi Adam as sampai nabi Isa as.

Allah telah memberi keberkahan kepada masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat di sekelilingnya, sesuai dengan Firman Allah. “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.“

“Ini meyakinkan saya bahwa Israel ingin menghapuskan gambaran Masjid Al-Aqsa dari ingatan umat Islam supaya mereka dapat memusnahkannya dan membangun kuil mereka tanpa sepengetahuan masyarakat dunia. Jika terdapat pihak yang membangkang atau tidak percaya, maka Israel akan menunjuk

Sejarah Penaklukan Baitul Maqdis

Memang berbeda cara Islam menaklukkan negeri dengan non-Islam. Kebanyakan dan bahkan semua penakluk non-Islam menaklukkan negeri jajahan dengan cara yang tidak manusiawi. Segala sesuatu yang ada dalam negeri taklukkannya dirusak. Penduduknya dibinasakan, tidak peduli apakah itu wanita, orang tua dan anak-anak. Hal ini terjadi dimanapun dan di setiap pekan waktu sejarah.

Sedangkan Islam berbeda. Rasulullah mengajarkan kepada para shahabatnya untuk memelihara tawanan dengan baik. Bahkan makanan yang diberikan tawanan pun lebih baik daripada yang menawan. Rasulullah mengajarkan cara perang dan penklukkan suatu Negara dengan cara yang baik pula. Tidak diperbolehkan untuk membunuh orang tua, wanita dan anak-anak. Juga tidak diperbolehkan menghancurkan rumah-rumah ibadat di suatu negeri. Maka tidak heran, jika seperti itulah cara ummat Islam berperang, santun dan damai. Mungkin teman-teman sudah mengetahui, namun alangkah baiknya jika bersama kita ingat bagaimana Baitul Maqdis, kota suci di Palestina, ditaklukkan dibawah panglima Abu Ubaidah Ibnul Jarrah itu.

Ketika kaum Muslimin mengadakan pengepungan terhadap kota Baitul Maqdis selama 4 bulan, penduduk kota itu rela untuk mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin dan mereka bersedia mengadakan perdamaian dengan kaum Muslimin dan mereka bersedia menyerahkan kota suci itu dengan syarat kaum Muslimin harus mendatangkan Khalifah Umar bin Al-Khatab untuk menerima kota suci itu.

Penguasa Nasrani kota itu adalah bernama pendeta Kopernikus. Beliau mau menyerahkan kota suci itu dengan syarat Umar sendiri yang harus hadir untuk menerima penyerahannya. Untuk memenuhi kehendak rakyat Baitul Maqdis itu panglima yang ketika itu Abu Ubaidah Ibnul Jarrah menulis surat kepada Umar dan meminta kehadirannya untuk menerima penyerahan kota itu.

Permintaan itu diterima oleh Umar dengan senang hati. Kemudian beliau dengan ditemani seorang budaknya datang dengan mengendarai seekor unta bergantian dengan budaknya. Kehadiran Umar secara sederhana itu membuat takjub hati rakyat Baitul Maqdis. Mereka hampir tidak percaya ketika melihat pribadi Umar menuntun unta yang ditunggangi oleh budaknya memasuki kta suci itu.

Mereka kira bahwa dalam kebesaran Umar itu akan ditandai pula dengan kebesaran dalam pengawalannya dan sebagainya. Umar memasuki kota itu dengan penuh tawadhu kepada Allah yang telah membukakan kota suci itu kepada kaum Muslimin dengan secara damai. Beliau masuk kota suci itu dengan didampingi oleh pendeta Kopernikus. Dalam kesempatan itu beliau masuk Masjidil Aqsha dan bershalat di dalamnya. Setelah itu beliau mengadakan peninjauan ke berbagai daerah kota suci itu dan menyuruh kepada semua gubernurnya untuk berlaku baik terhadap penduduk kota suci itu karena mereka berhak untuk mendapatkan penghormatan lebih dari penduduk kota lainnya.

Dan dalam kesempatan itu pula beliau mengumumkan pemberian perlindungan dan keamanan bagi jiwa mereka, harta benda, maupun rumah peribadatan penduduk. Dan melarang kaum Muslimin utnuk mendirikan masjid diatas tempat peribadatan kaum Nasrani (dilarang merusak gereja untuk mendirikan diatasnya masjid Islam).* Lihat: Hadharatul Arab, hal 135 Dalam kitab Futuhul Buldan juga disebutkan kisah perjalanan Umar ke Baitul Maqdis, dimana Umar melewati desa Jabiah dekat kota Damaskus, beliau melihat sekelompok orang yang menderita sakit kusta.

Mereka dipencilkan oleh penduduk setempat di atas suatu bukit, karena mereka amat berbahaya sekali bagi kesehatan penduduk kota itu. Keadaan mereka amat sengsara sekali, sehingga hal ini menggerakkan hati Umar untuk mengumpulkan semua gubernurnya di kota Damaskus. Setelah mereka semuanya hadir di hadapan Umar bin Al Khatab, beliau berkata: “Demi Allah aku tak akan meninggalkan kota ini sebelum kamu sekalian mengirim kepada mereka makanan, dan mencatat nama mereka dalam catatan orang yang patut dibantu setiap bulannya. ** Kitab Futuhl Buldan, hal. 166.

Dalam hal ini perlu kita tanyakan dalam diri kita sendiri, apakah sebabnya pendeta Kopernikus ketika akan menyerahkan kota suci Baitul Maqdis mensyaratkan kehadiran Umar sendiri ke kota suci itu, padahal sepanjang sejarah untuk menyerahkan suatu kota cukup ditangani oleh Panglima perang yang dapat menaklukkan kota-kota itu. Disini tampak sekai kecerdikan pendeta Kopernikus yang agung itu. Dimana sebenarnya beliau sangat butuh sekali akan perlindungan bagi daerah kekuasaannya. Beliau telah mendengarkan keadilan dan ketoleransian Umar terhadap rakyat daerah-daerah yang telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin.

Karena itu beliau menggunakan kecerdikannya untuk mengundang pribadi Umar sendiri untuk menangani penyerahan kota suci tersebut dengan harapan agar Umar sendiri yang menjamin keamanan dan perlindungan bagi kota suci itu. Harapan pendeta tersebut berhasil dan penduduk kota suci itu disamping diberikan perlindungan sebagaimana wajarnya, mereka juga diberikan keistimewaan-keistimewaan khusus, karena mereka termasuk penduduk kota suci.

Kota Baitul Maqdis telah ditaklukkan oleh kaum Muslimin pada masa ‘Umar bin Khaththab Al Faruq saat itu secara damai pada tahun 638 Masehi atau 18 Hijrah. Dan kemudian Baitul Maqdis pernah juga dikuasai secara berganti-gantian antara kaum muslimin dan Nasrani. Kaum Nasrani berhasil menduduki kembali Baitul Maqdis pada saat kaum Muslimin sedang lengah pada tahun 1098 Masehi atau 492 Hijrah.

Kemudian pada tahun 1188 Masehi, Baitul Maqdis kembali ditaklukkan oleh panglima Islam Shalahuddin Al Ayyubi. Yang Kemudian dikuasai lagi oleh kaum nasrani dari Raja Al Kamil pada tahun 1228 Masehi. Lalu kaum Muslimin kembali menguasainya lagi pada tahun 1239 Masehi oleh An Nashir Al Ayyubi. Kemudian sekali lagi Baitul Maqdis kembali dikuasai oleh kaum nasrani pada tahun 1243 Masehi berlalu waktu satu tahun. Dan yang terakhir sekali adalah ia dikuasai oleh kaum Zionis setelah penyerbuan 1967 Masehi.

Penaklukan Baitul Maqdis Belum terjadi, dan akan terjadi menjelang kemunculan al mahdi, dan yang menaklukkanya adalah kaum kafirin

Menurut Sejarah diatas, pada umumnya menganggap bahwa Penaklukan tersebut itu sudah terjadi. Hal itu didasarkan pada sejarah bahwa palestina sudah di taklukan umat islam pada masa umar bin khattab, namun begitu mudahnya kesimpulan itu keluar. Perlu di ketahui bahwa Palestina pernah di taklukan beberapa kali, baik oleh umat islam atau kaum kafir. Lalu penaklukan yang mana yang di maksudkan oleh Rosulullah, padahal Rosulullah hanya menyebutkan satu penaklukan.
Pada gilirannya penaklukan Baitul Maqdis yang terakhir adalah dilaksanakan oleh Imam Mahdi yang mana zaman kemunculannya sudah mulai terlihat tanda-tandanya dan sudah membayang kehadirannya.

Jika kita perhatikan perkataan Rosulullah, yang mana beliau menghitung enam hal, maka disini, sepertinya kita di suruh benar-benar memperhatikan apa yang Rosulullah katakan. Dan ini sepertinya sesuatu yang penting, dan seharusnya kita memperhatikanya. Insya Allah ini tidak terlalu sulit untuk di pahami.Pada dasarnya, semua isi hadis menunjukan sesuatu yang sifatnya keburukan untuk kita [umat islam]. Kewafatan beliau sudah pasti keburuk bagi umat islam, karena setelah beliau tiada maka, sudah tidak ada lagi tempat untuk bertanya, menyelesaikan perselisihan dan lain sebagainya.Peristiwa penghianatan ashfar nanti, sudah pasti keburukan untuk umat islam. Fitnah yang memasuki setiap rumah orang arab, sudah jelas berisi keburukan. Melimpahnya harta, yang seseorang di beri seratus dinar ternyata masih kurang puas, ini pun mengandung keburukan. Kematian masal yang di ibaratkan seperti menimpa hewan ternak juga keburukan untuk umat islam. Maka penaklukan Palestina-pun, jika dilihat dari semua ísi hadis yang lain yang mengandung keburukan untuk umat islam, maka konteksnya sudah jelas, yaitu sifatnya keburukan untuk umat islam. sebenarnya apa yang saya pahami tidak terlalu sulit untuk di pahami oleh orang lain, andai saja mereka tidak tergesa gesa dalam mengambil keputusan.

Jika mereka mudah untuk memahami penaklukan roma dan konstantinopel yang melakukan adalah umat islam, maka seharusnya mereka pun bisa memahami apa yang dipahami. Soal penaklukan dua kota kafir tersebut indikasinya sangat jelas bahwa yang akan menaklukanya adalah islam. Begitu pula penaklukan Palestina, hanya saja yang melakukannya adalah sebaliknya, yaitu orang kafir. Dan kejadian tersebut belum terjadi, dan akan terjadi menjelang kemunculan atau kedatangan al mahdi.

Sedangkan kenapa Penaklukan Palestina terjadi pada saat menjelang kemunculan Al-mahdi, itu karena pada awal hadis di katakan `hitunglah enam hal menjelang kiamat`. Dan penghianatan ashfar/rum terjadi pada saat imam mahdi telah berkuasa. Dan kewafatan beliau terjadi menjelang kiamat, walaupun rentang masanya jauh, tetapi dekat dalam arti tidak ada nabi setelahnya, karena beliau nabi akhir zaman.

Wallahu alam

Sumber: FB Akhir Zaman
Please Subscribe my youtube channel. Tq.

Translate

CLOSE