Saat Wafat Dan Wahyu Terakhir Rasululllah SAW

Saat Wafat Dan Wahyu Terakhir Rasululllah SAW
Gambar Hiasan

Saat Wafat Dan Wahyu Terakhir Rasululllah SAW

Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidahayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musimhaji penghabisan [Wada'].

Pada masa itu Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat initurun Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata:

"Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesuatu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatan lah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya.Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah SAW tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah SAW mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah SAW sampai dirumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah SAW melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?."Kemudian Ali ra. berkata, "Ya Rasulullah SAW, Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah SAW berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pengsan. Sementara 'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah SAW, 'Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda." Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah SAW sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

Setelah Bilal sampai di rumah Fatimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil tongkat beliau."Kemudian Fatimah ra. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya."Berkata Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah ra. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah SAW?" Bilal ra. tidak menjawab pertanyaan Fatimah ra., Setelah Fatimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda SAWtetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah SAW oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah SAW" Lalu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah SAW, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah SAW" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAWpun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah SAW, anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah SAW, siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya. Dan Allah SWT menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya."Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai' Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam syurga."

Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki,atau kafanilah aku dengan kain yaman yang putih. Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan mensolatkan aku ialah Allah SWT, kemudian yang akan mensolat aku ialah Jibril AS, kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bersolat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah SAW anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicaraitu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah SAW. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun memberi salam,"Assalamualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fatimah ra., "Rasulullah SAW masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fatimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan baginda berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal ra. sampai dimasjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah SAW katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah ra.; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fatimah ra. pun berkata:"Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka beliau pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertamaku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian maka Rasulullah SAW pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklahkamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi kerumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa madanir risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risalah, bolehkah saya masuk?) Apabila Fatimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat."Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah ra., "Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu."Maka Fatimah ra. pun berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah SAW berkata; "Wahai Fatimah, tahukahkamu siapakah orang itu?." Jawab Fatimah,"Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fatimah ra. tidak dapat menahan airmatanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk.Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum yaRasulullah." Lalu Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut rohku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut rohmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah SAW, "Wahai lzrail, dimanakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril AS pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW.

Apabila Rasulullah SAW melihat kedatangan Jibril AS maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril AS, "Ya aku tahu."Rasulullah SAW bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah SWT" Berkata Jibril AS, "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran rohmu." Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril AS, "Allah SWT telah berfirman yang bermaksud,

"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila roh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati."Jibril AS mengalihkan pandangan dari Rasulullah SAW apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril AS itu maka Rasulullah SAW pun berkata:"Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril AS berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata: "Apabila roh Rasulullah SAW telah sampai di dada beliau telah bersabda,

"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga solat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah SAW berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda RasulullahSAW bahwa: "Malaikat Jibril AS telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

Kisah nabi Yaakub dan Wahyu dalam mimpi


Kisah nabi Yaakub dan Wahyu dalam mimpi

PADA satu hari, Nabi Yaakub pergi menemui bapanya iaitu Nabi Ishak yang ketika itu sudah sangat tua, sudah berkedut kulitnya dan bongkok.


Yaakub berkata kepada bapanya: "Ya, bapaku! Aku datang mengadu tentang kedengkian saudaraku sendiri dengan harapan agar dia dinasihati dan diajar oleh bapa. "Sejak aku dipelihara bapa selalu mendoakan agar aku mendapat berkat, menjadi keturunan bapa yang baik, menjadi raja yang turun-temurun dan hidup bahagia.

"Sejak itulah saudaraku berasa dengki denganku bahkan kadang-kadang aku dihina, diancam dengan pelbagai ancaman sehingga putuslah tali kasih dan persaudaraan antara kami berdua.

"Maka hilang sama sekali rasa kasih dan sayang. Lebih-lebih lagi, saya merasa tidak tahan dengan sikap sombongnya dengan dua orang isterinya yang cantik yang berasal dari Kanan itu, dengan anaknya yang ramai sedangkan saya tidak mempunyai isteri dan anak dan tiada pula harta. "Aku mengadu semua keluhanku ini kepada bapa, agar bapa dapat menetapkan hukum antara saya dan dia dengan hukum yang baik.

"Bapa selalu mendapat wahyu daripada Allah, sentiasa mempunyai pemandangan dan fikiran yang dalam." Mendengar pengaduan dan keluhan itu, Nabi Ishak lalu menjawab: "Aku sedih mendengar ceritamu itu wahai anakku, sedang aku sudah begini tua pula, lihatlah janggutku yang putih, kulitku yang berkedut, aku sudah sangat tua dan tidak kuat lagi dan tidak lama lagi aku terpaksa mengucapkan selamat tinggal kepada dunia ini seluruhnya. "Alangkah sedihnya aku, kalau mati dalam kesedihan daripada ceritamu itu. Alangkah sedihnya aku, sekiranya aku mati dan kamu tidak berbaik dengan saudaramu itu. 

"Aku nasihatkan kepadamu agar engkau berangkat saja ke negeri Faddan Aram di Irak di mana engkau tinggal bapa saudara yang bernama Laban bin Batwail. "Kahwinlah dengan salah satu dari anak perempuannya, engkau akan mendapat kesenangan dan kebahagiaan. Kemudian kembalilah engkau ke negeri ini (Syam). "Aku doakan engkau dapat mengatasi ejekan saudara engkau dan mendapat keturunan yang lebih baik dari keturunan dan anak-anaknya. "Mudah mudahan Allah akan memelihara dan menjaga engkau dan rakyatmu." Nasihat bapanya itu masuk dalam hatinya dan dapat menenangkan jiwanya yang gelisah itu. 

Dia akan menuju ke negeri Faddan Aram iaitu negeri nenek moyangnya sendiri. Lalu dia mengucapkan selamat tinggal kepada bapanya yang sudah sangat tua itu serta mendoakannya kepada Allah, mudah-mudahan Allah akan memanjangkan umurnya dan memeliharanya daripada segala bencana. Yaakub mula menempuh Padang Sahara yang luas dan tandus dengan berjalan kaki, siang dan malam tanpa henti menuju ke tempat yang dimaksudkan bapanya itu. Setiap kali Baginda kepenatan, lapar dan ditimpa kesusahan, teringatlah Baginda cita-cita dan harapan yang diberi bapanya kepadanya sebelum berangkat sehingga hilanglah susah dan payahnya dan Baginda meneruskan perjalanan. 

Pada suatu hari, di satu tempat, di tengah-tengah padang pasir yang luas matahari menyinari bumi dengan sinar cahaya yang sangat panas sehingga pasir pasir itu menjadi api layaknya, angin yang mendinginkan badan sekarang berganti menjadi bertambah panasnya badan. Nabi Yaakub seakan akan tidak berkuasa lagi melangkahkan kakinya sedang di hadapannya terbentang padang pasir yang luas dan tandus. Di situlah Baginda merasakan amat susahnya berjalan, haus dan lapar yang tidak terhingga sehingga Baginda terhenti dari melangkah.

Apakah Baginda sanggup meneruskan perjalanan yang memenatkan itu atau Baginda terpaksa pulang kembali? Ketika termenung Baginda melihat batu besar yang mempunyai sedikit bayang lindungan cahaya matahari yang sedang terik. Baginda menghampiri batu besar itu lalu duduk berhenti di bawah naungan itu untuk melepaskan lelah, mendinginkan kakinya yang sudah panas dan letih itu, lantas Baginda tertidur. Dalam tidur seketika itulah datang kepadanya mimpi yang benar, wahyu yang pertama daripada Allah yang mengangkat baginda sebagai Nabi.

Dalam mimpi itu, Allah ilhamkan ke dalam hatinya bahawa Baginda akan menemui hidup bahagia, akan mendapat kerajaan yang besar, keturunan yang baik, mendapat Kitab daripada Allah sebagai Nabi dan Rasul Allah. Setelah terjaga daripada tidurnya itu, Baginda kembali bertenaga. Di hadapannya padang harapan yang luas seluas-luasnya. Baginda melangkah kaki menuju tempat yang dicita-citakannya. Beberapa hari kemudian, sampailah Baginda di tempat bernama Sawadimah iaitu dusun pertama termasuk negeri yang didiami oleh bapa saudaranya, Syeikh Laban. 

Sudah ternyata benar bahawa memang itulah tempat yang dituju. Hatinya menjadi bertambah senang, hilang rasa penat selama ini. Baginda mula nampak padang rumput tempat pemeliharaan kambing, pohon kayu yang rendang di mana burung bersarang, bahkan mula terdengar nyanyian anak pengembala. Baginda rupanya sudah tidak di Padang Sahara yang tandus lagi, tetapi sudah berada di sebuah daerah yang ramai dengan manusia, ternakan dan tanam-tanaman iaitu kampung bapa saudaranya. Di situ pulalah dahulunya nenek moyangnya yang bernama Nabi Ibrahim menerima wahyu dan pangkat kerasulannya. 

Nabi Yaakub sujud ke tanda kesyukuran menunjukkan Baginda jalan ke sana. Baginda bertanyakan kepada orang yang dia jumpa jika mereka kenal dengan Laban bin Batwail. Setiap orang yang ditanya itu kenal Syeikh Laban. Ketika Nabi Yaakub bertanya siapa antara mereka yang dapat menghantarkannya ke rumah Syeikh Laban, mereka menunjukkan kepada seorang anak perempuan yang menjaga kambingnya dan berkata: "Inilah dia Rahil, anak perempuan Syeikh Laban sendiri." 

Nabi Yaakub melihat wajah anak gadis itu, hatinya berdebar kerana gadis itu memang cantik paras rupanya. Lidahnya seakan akan terpaku tidak dapat berkata. "Antara saya dengan engkau, ya Rahil, ada pertalian kekeluargaan yang sangat dekat. "Sayalah Yaakub anak Ishak al-Rasul, ibu saya Rifakah anak perempuan dari nenek engkau yang bernama Batwail. Saya datang ke sini dari negeri Kanan merentas Gurun Sahara yang tandus. "Kedatanganku ke sini adalah dengan tujuan dan maksud mulia, lagi suci," katanya.

Setelah gadis Rahil mengucapkan selamat datang kepada Nabi Yaakub, kedua-dua mereka berjalan menuju ke rumah yang dituju. Dalam penjalanan itu, Nabi Yaakub merasakan sebahagian nikmat yang dijanjikan Tuhan dalam mimpinya kerana sudah tidak syak lagi gadis yang mengiringinya itulah bakal teman hidupnya. Hatinya berdebar-debar kegembiraan, tetapi dengan kekuatan yang ada Baginda dapat berjalan dengan tenang. Akhirnya sampailah mereka ke rumah Laban, bapa saudaranya. Mereka berpelukan setelah berjumpa.

Mata Nabi Yaakub penuh dengan air mata kegembiraan. Baginda diberi tempat yang sebaik-baiknya, diterima dengan segala hormat. Nabi Yaakub menerangkan pesanan ayahnya kepada bapa saudaranya itu, pesan untuk menerimanya sebagai menantu.

Baginda sudah melihat Rahil dan Rahil sudah mengambil tempat yang istimewa dalam hatinya itu. Diharapkannya agar bapa saudaranya memperkenankan anaknya itu untuk dijadikan isterinya. Laban mendengarnya dengan penuh perhatian. Setelah Nabi Yaakub habis berbicara dengan nada tegas dijawabnya permohonan Yaakub itu diterima seluruhnya dengan senang hati, tetapi dengan bersyarat bahawa Nabi Yaakub perlu tinggal di kampung itu selama tujuh tahun untuk mengembala kambing-kambingnya sebagai mahar perkahwinannya. 

Syarat yang dikemukakan itu diterima Nabi Yaakub. Sejak hari itu tenanglah hatinya, baginda tinggal di situ mengembala kambing selepas cita-citanya tercapai. Rahil anak perempuan Laban yang paling kecil. Dia mempunyai kakak, bernama Laiya. Sekalipun cantik rupanya, namun kakaknya tidak secantik adiknya. Sudah menjadi kebiasaan, penduduk kampung itu tidak akan mengahwinkan anak yang kecil dahulu sebelum anak yang besar dikahwinkan. Laban tidak mahu melanggar kebiasaan ini, tetapi dia tidak mahu menghalangi cita-cita Nabi Yaakub untuk kahwin dengan Rahil. Setelah difikirkannya masak-masak, maka tidak jalan lain kecuali menyerahkan kedua anak perempuannya itu kepada Nabi Yaakub untuk dijadikan isterinya.

Hal demikian tidaklah terlarang menurut syariat yang ditentukan Allah di saat itu. Setelah memperoleh cara yang demikian, lalu Nabi Yaakub dipanggil dan berkata: "Wahai anakku, sudah menjadi syariat di negeri ini, bahawa saya tidak dapat mengahwinkanmu dengan anakku yang kecil sebelum yang besar kahwin. Laiya sekalipun kurang cantik daripada Rahil, tetapi perangai dan akalnya tidaklah kurang. "Sebab itu ambillah Laiya sebagai isterimu dengan mahar yang tujuh tahun itu dan apabila engkau ingin juga kahwin dengan Rahil harus ditambah maharnya tujuh tahun lagi mengembala kambing di sini." Yaakub menerima baik akan keputusan bapa saudaranya itu. Setelah tujuh tahun lamanya dia mengembala kambing di situ, lalu Baginda berkahwin dengan Laiya.

Setelah berlangsung tujuh tahun dia mengembala kambing, lantas baginda berkahwin dengan Rahil. Tetapi akhirnya Yaakub tertarik pula hatinya kepada dua orang Jariah dan Baginda mengahwininya pula. Dari keempat isterinya itu, iaitu Laiya, Rahil dan dua orang Jariah, Nabi Yaakub mempunyai dua orang anak yang mana semua mereka itu disebut al-Asbat. Mereka ialah: Rawbin, Syamun, Lawi, Yahuza, Yasakir dan Zabulon yang kesemuanya itu dari Laiya; Yusuf dan Bunyamin dari Rahil; yang bernama Dan dengan Naftali dari Jariah Rahil; Jad dan Asin dari Jariah Laiya. Semuanya lahir di kampung Faddan Aram, kecuali Bunyamin yang lahir di Kanan.
Please Subscribe my youtube channel. Tq.

Translate

CLOSE