DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS

DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS

Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.

Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.

Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.

Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.

Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.

Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.

Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.

Pertanyaan Nabi (1) :

“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”

Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.

Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.

Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.

Pertanyaan Nabi (2) :

“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”

Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.

Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.

Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.

Pertanyaan Nabi (3) :

“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?

Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.

Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.

Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.

Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.

Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.

Pertanyaan Nabi (4) :

Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”

Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.

Pertanyaan Nabi (5) :

“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.

Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.

Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.

Pertanyaan Nabi (6) :

“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”

Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.

Pertanyaan Nabi (7) :

“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”

Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.

Pertanyaan Nabi (8) :

“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”

Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.

Pertanyaan Nabi (9) :

“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”

Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.

Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.

Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.

Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.

Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.

Pertanyaan Nabi (10) :

“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”

Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.

Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.

Pertanyaan Nabi (11) :

“Siapa yang serupa denganmu?”

Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.

Pertanyaan Nabi (12) :

“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”

Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.

Pertanyaan Nabi (13) :

“Apa yang kau rahsiakan dari umatku?”

Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.

Pertanyaan Nabi (14) :

“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”

Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.

Pertanyaan Nabi (15) :

“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”

Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.

Pertanyaan Nabi (16) :

“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”

Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.

Pertanyaan Nabi (17) :

“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”

Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.

Pertanyaan Nabi (18) :

“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”

Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.

Pertanyaan Nabi (19) :

“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”

Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.

Pertanyaan Nabi (20) :

“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”

Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.

Kekalnya Jasad Para Nabi

Kekalnya Jasad Para Nabi

Di antara salah faham yang berlegar di kalangan umat adalah tanggapan bahawa mereka yang sudah berpindah ke alam barzakh sudah terputus langsung hubungan dengan yang masih hidup. Sedangkan nas-nas dan huraian ulama seperti yang sedang kita bentangkan menunjukkan sebaliknya, terutamanya bagi mereka yang istimewa kedudukannya di sisi Allah seperti para Anbia dan Syuhada.

Antara bukti keistimewaan mereka ini di alam barzakh adalah kekalnya jasad mereka dan tidak reput seperti mayat manusia biasa. Kekalnya jasad mereka ini adalah tanda bahawa kehidupan roh mereka juga berbeza berbanding dengan roh manusia biasa. Telah diriwayatkan hadis daripada Aus ibnu Aus RA, beliau berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya, di antara hari yang paling mulia bagi kalian adalah hari Jumaat; pada hari itu diciptakan Adam RA, pada hari itu juga nyawa Adam AS dicabut, hari itu jugalah ditiup sangkakala dan pada hari itu jugalah semua makhluk dimatikan. Maka perbanyakkanlah selawat ke atasku pada hari tersebut. Sesungguhnya selawat kalian dibentangkan kepadaku."

Mereka bertanya: "Bagaimanakah selawat kami itu boleh dibentangkan kepadamu, sedangkan kamu telah pun binasa." Maka Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi ini daripada memamah jasad-jasad para nabi." Maka ketahuilah bahawa hadis, "Sesungguhnya Allah mengharamkan bumi ini daripada memamah jasad-jasad para nabi", diriwayatkan daripada banyak jalan; sepertimana yang telah dikumpulkan oleh al Hafiz al Munziri di dalam bahagian yang khusus.

Beliau berkata di dalam kitab al-Targhib wa al-Tarhib: Bahawa hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang baik. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Hibban di dalam kitab Sohihnya. Manakala al-Hakim mensohihkannya.

Ibnu Qayyim berkata di dalam Kitabnya al-Ruh yang dinaqalkannya daripada Abi Abdullah al-Qurtubi: "Adalah sohih riwayat daripada Nabi SAW, bahawa bumi tidak memamah jasad-jasad para nabi. Sesungguhnya Nabi SAW telah berhimpun bersama mereka pada malam Israk di Baitulmaqdis dan juga di langit, teristimewanya bersama Nabi Allah Musa AS.

Baginda SAW juga mengkhabarkan dengan sabdanya: "Setiap Muslim (yang telah mati) apabila diucapkan salam kepadanya, maka Allah SWT akan mengembalikan rohnya sehinggalah dia dapat menjawab salam tersebut." Begitu juga dengan hadis-hadis lain; yang kesimpulannya memutuskan bahawa kewafatan para nabi sebenarnya bermaksud hilangnya mereka daripada pandangan kita, iaitu kita tidak dapat melihat mereka, sekalipun mereka sentiasa wujud dan hidup.

Hal ini adalah sama seperti malaikat; mereka itu hidup dan sentiasa wujud, akan tetapi kita tidak dapat melihat mereka. Di sini, dinaqalkan perkataan Imam al-Qurtubi yang juga telah diakui oleh Syeikh Muhammad al-Safarini al-Hanbali di dalam syarah Kitab Aqidah Ahli Sunnah sebagaimana nasnya yang berbunyi: Telah berkata Abu Abdullah al-Qurtubi: Telah berkata guru kami Ahmad ibnu Umar al Qurtubi, pengarang Kitab al-Mufhim fi Syarh Muslim: Apa yang dapat menghilangkan kerumitan ini ialah kematian itu bukanlah bermaksud betul-betul tiada, akan tetapi ia bermaksud perpindahan dari suatu keadaan kepada suatu keadaan yang lain. Hal ini dibuktikan berdasarkan keadaan para syuhada selepas mati dan dibunuh, mereka itu hidup dengan gembira dan diberikan rezeki di sisi Tuhan mereka.

Ini adalah sifat-sifat orang-orang yang hidup di dunia. Sekiranya hal ini berlaku kepada syuhada, maka para nabi adalah lebih berhak dan lebih utama untuk mendapat keistimewaan ini. Imam al-Qurtubi ada menyebut, bahawa jasad-jasad para nabi tidak akan hancur ditelan zaman. Al-Imam al Hujjah Abu Bakar ibnu al Husin al-Baihaqi telah mengarang sebuah risalah khusus mengenai tajuk ini. Di dalamnya, beliau telah menghimpunkan sejumlah daripada hadis-hadis yang menunjukkan hidupnya para nabi di alam barzakh dan kekalnya jasad-jasad mereka.

Begitu juga al-Hafiz Jalaluddin al-Suyuti. Beliau telah mengarang sebuah risalah khusus berkenaan tajuk ini. 'Hidupnya' para Nabi di alam barzakh dengan cara yang tersendiri baik dari segi roh dan jasad seperti yang kita bahaskan menunjukkan bahawa wajarlah kita melayan mereka dengan cara yang tersendiri juga.

Wajarlah menziarahi kubur mereka dikira sebagai suatu yang digalakkan seperti menziarahi mereka ketika masih hidup. Adalah salah jika perbuatan menziarahi kubur dan menghormati orang-orang soleh yang telah meninggal dunia dianggap serong dan sesat.

KEBANGKITAN DARI KUBUR

KEBANGKITAN DARI KUBUR

Disebutkan didalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.

Bertanya orang kepada Rasulullah saw : Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?. Maka jawabnya R...asulullah saw Umat dikenal kerana WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU'.

Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hamba Ku.

Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :

1. Para Nabi

2. Para Ahli Jihad

3. Para Alim Ulama

4. para Syuhada

5. Para Penghafal Al Quran

6. Imam atau Pemimpin yang Adil

7. Tukan Azan

8. Wanita yang mati kelahiran/beranak

9. Orang mati dibunuh atau dianiaya

10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumaat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw: Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan : Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hanba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga. Maka Malaikat Ridhwan menyeru , wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh,lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :

"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu."

Baginda Rasullullah S.A.W berkata: Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai kelutut. Setelah itu datang pula kumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu."

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:

"Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibrail A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orangyang berada disekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap JibrailA.S."

Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibrail A.S. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang disekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

Dari sebuah hadis bahawa apabila Allah S.W.T. menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata:

"Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T."

Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah S.W.T.dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain."

Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu. Maka berkata tangan: "Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan."

Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: "Tidak adajalan bagimu dari arah ini kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu."

Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh org mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata: "Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir."

Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata: "Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah."

Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T. Kemudian Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud: "Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu."

Sebaik saja mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah S.W.T. Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah S.W.T maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.

Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A: "Roh itu menuju ketujuh tempat:

1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.

2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.

3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.

4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.

5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.

6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.

7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat."

Telah bersabda Rasullullah S.A.W :

"Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya :

1. Orang-orang yang mati syahid.

2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.

3. Orang berpuasa di hari Arafah.

Sekian untuk ingatan kita bersama.

Mukjizat Nabi Muhammad

Mukjizat Nabi Muhammad

- Muhammad dilahirkan dalam keadaan sudah berkhitan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: "Di antara kemuliaan yang diberikan Allah S.W.T kepadaku adalah, aku dilahirkan dalam keadaan sudah dikhitan, kerana itu tidak ada orang yang melihat aurat/kemaluanku". (Hadits riwayat al- Thabrani, Abu Nuaym, al Khatib dan ibn Asakir - diriwayatkan dari Ibn Abbas, Ibn Umar, Anas, Abu Hurairah. menurut Diya al Maqdisi, hadits ini shahih. Al Hakim selain menilai shahih, juga mengatakan mutawatir. Lihat al Khasa is al kubra, Jlid.1, hal. 90-91)

- Lahir dengan tali pusat sudah terputus

Dari Ibn Adiy dan Ibn Asakir dari Ibn Abbas, al Diya al Maqdisi dari Abbas Ibn Abdul Muthalib dan Ibn Asakir dari Ibn Umar bahawa Rasulullah S.A.W lahir dalam keadaan tali pusat sudah putus. (Hadist ini tidak sekuat hadits yang menceritakan tentang nabi lahir dalam keadaan sudah dikhitan)

- Pada usia 5 bulan dia sudah pandai berjalan, usia 9 bulan dia sudah mampu berbicara dan pada usia 2 tahun dia sudah boleh dilepaskan bersama anak-anak Halimah yang lain untuk menggembala kambing.


- Halimah binti Abi-Dhua’ib, ibu susu Muhammad dapat menyusui kembali setelah sebelumnya dia dinyatakan telah kering susunya. Halimah dan suaminya pada awalnya menolak Muhammad kerana yatim. Namun, kerana alasan dia tidak ingin dicemuh oleh Bani Sa’d, dia menerima Muhammad. Selama dengan Halimah, Muhammad hidup secara nomad bersama Bani Sa’d di gurun Arab selama empat tahun.

- Abdul Muthalib, datuk kepada Muhammad menceritakan bahawa berhala yang ada di Ka’bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud ketika kelahiran Muhammad. Dia juga menceritakan bahawa dia mendengar dinding Ka’bah berbicara, “Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orang-orang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.”

- Dikisahkan ketika Muhammad berusia empat tahun, dia pernah dibedah perutnya oleh dua orang berbaju putih yang terakhir diketahui sebagai malaikat. Peristiwa itu terjadi ketika Muhammad sedang bermain dengan anak-anak Bani Sa’d dari suku Badwi. Setelah kejadian itu, Muhammad dikembalikan oleh Halimah kepada Aminah. Sirah Nabawiyyah, memberikan gambaran lengkap bahawa kedua orang itu, “membelah dadanya, mengambil jantungnya, dan membukanya untuk mengeluarkan darah kotor darinya. Lalu mereka mencuci jantung dan dadanya dengan salju.” Peristiwa seperti itu juga berulang 50 tahun kemudian sewaktu Nabi Muhammad diisra’kan dari Mekah ke Jerusalem lalu dimikrajkan ke Sidratul Muntaha.

- Dikisahkan pula pada masa kecil Muhammad, dia telah dibimbing oleh Allah. Ianya mulai nampak setelah ibu dan datuknya meninggal. Dikisahkan bahawa Muhammad pernah diajak untuk menghadiri pesta dalam tradisi Jahiliyah, namun dalam perjalanan ke pesta dia merasa mengantuk yang teramat dan tidur di jalan sehingga dia tidak mengikuti pesta tersebut, kerana dia dipelihara oleh Allah dari berpesta mengikut umat jahiliyyah.

- Pendeta Bahira menceritakan bahawa dia melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad. Muhammad ketika itu berusia 12 tahun sedang beristirehat di wilayah Bushra dari perjalanannya untuk berdagang bersama Abu Thalib ke Syria. Pendeta Bahira menceritakan bahawa kedatangan Muhammad ketika itu diiringi dengan gumpalan awan yang menutupinya dari cahaya matahari. Dia juga sempat berdialog dengan Muhammad dan menyaksikan adanya sebuah Khatamun Nubuwah / 'cop kenabian' (tanda kenabian) di kulit lambungnya.

- Mukjizat lain adalah Muhammad pernah memendekkan perjalanan. Kisah ini terjadi ketika pulang dari Syria. Muhammad diperintahkan Maisarah membawakan suratnya kepada Khadijah ketika perjalanan masih 7 hari dari Mekah. Namun, Muhammad sudah sampai di rumah Khadijah tidak sampai satu hari. Dalam kitab as-Sab’iyyatun fi Mawadhil Bariyyat, Allah memerintahkan pada malaikat Jibril, Mikail, dan awan untuk membantu Muhammad. Jibril diperintahkan untuk melipat tanah yang dilalui unta Muhammad dan menjaga sisi kanannya sedangkan Mikail diperintahkan menjaga di sisi kirinya dan awan diperintahkan menaungi Muhammad.

Peristiwa-peristiwa di dalam Ghuzwah- Air keluar dari jari-jemari Rasulullah S.a.w.
Dari Tsabit r.a bahawa Rasulullah S.a.w berdoa untuk mendapatkan air. Lalu baginda datang dengan membawa sebuah bejana yang cukup besar yang di dalamnya ada sedikit air. Baginda S.a.w meletakkan jari-jari tangannya di dalam bejana itu. Ku lihat air memancar dari sela-sela jarinya. Semua orang mengambil wudhu’ dari air itu padahal aku memperkirakan mereka yang wudhu’ ada seramai tujuh puluh hingga ke lapan puluh orang. Riwayat Bukhari dan Muslim

Dan banyak lagi hadith-hadith berkenaan air keluar dari jari-jemari Rasulullah …….


- Perigi yang kering kembali berair.
Muslim meriwayatkan dari Salamah bin Al Aqwa ia berkata , “Kami yang berjumlah seribu empat ratus orang tiba di Hudaibiyyah bersama nabi S.a.w. Kami semua dan empat puluh ekor kambing yang dibawa tidak mendapatkan air. Selanjutnya nabi S.a.w berjongkok di bibir sebuah perigi (yang kering). Entah baginda berdoa atau meludah ke sana, namun yang jelas tiba-tiba memancar air yang sangat deras. Akhirnya kami dapat minum sepuas-puasnya, begitu pula dengan kambing-kambing kami”.

- Turunnya hujan dengan serta-merta selepas Rasulullah S.a.w berdoa
Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahawa ada sekelompok orang datang kepada Rasulullah S.a.w. Mereka memohon agar beliau berdoa kepada Allah S.w.t supaya menurunkan hujan kepada mereka. Maka beliau bersabda, “Ya Allah, siramilah kami dengan air hujan yang merata, menyenangkan, dapat menyuburkan tanah , yang melimpah, mencukupi, bermanfaat dan tidak menimbulkan bahaya, segera turun dan tidak terlambat”.

Maka hujan turun kepada mereka selama tujuh hari berturut-turut.

- Pokok sujud dan bersaksi di atas kerasulan Muhammad S.a.w
Ianya diriwayatkan oleh Ad Darimy, Abu Ya’la, At Thabrani, Al Bazzar, Ibnu Hibban Al Baihaqi dan Abu Nu’aim …….

- Pokok memberi salam kepada Rasulullah S.a.w
Ianya diriwayatkan oleh Ahmad, At Thabrani, Al Baihaqi …..

Binatang, tumbuhan, alam dan benda mati
- Seekor serigala berbicara kepada Muhammad.
- Berbicara dengan unta yang lari dari pemiliknya yang menyebabkan masyarakatnya meninggalkan solat Isya’.
- Berbicara dengan unta pembawa hadiah raja Habib bin Malik untuk membuktikan bahawa hadiah tersebut bukan untuk Abu Jahal melainkan untuk Muhammad.
- Mengusap kantung susu seekor kambing untuk mengeluarkan susunya yang telah habis.
- Dua Sahabat Nabi S.a.w dibimbing oleh cahaya di waktu malam yang gelap gelita.
- Mimbar menangis setelah mendengar bacaan ayat-ayat Allah.
- Pohon kurma dapat berbuah dengan seketika.
- Batang pohon kurma meratap kepada Muhammad.
- Berhala-berhala runtuh dengan hanya ditunjuk oleh Muhammad.
- Berbicara dengan gunung untuk mengeluarkan air bagi Uqa’il bin Abi Thalib yang kehausan.
- Berbicara dengan batu gilingan tepung Fatimah yang takut dijadikan batu-batu neraka.
- Mengubah emas hadiah raja Habib bin Malik menjadi pasir di gunung Abi Qubaisy.
- Memerintahkan gilingan tepung untuk berputar dengan sendirinya.
- Tubuh Muhammad memancarkan petir ketika hendak di bunuh oleh Syaibah bin ‘Utsman pada Perang Hunain.

Ghaib dan menidurkan musuh
- Menghilang / ghaib ketika akan dibunuh oleh utusan Amr bin at-Thufail dan Ibad bin Qays utusan dari Bani Amr pada tahun 9 Hijriah atau Tahun Utusan
- Menghilang ketika akan dilempari batu oleh Ummu Jamil, ketika dia duduk di sekitar Ka’bah dengan Abu Bakar.
- Menghilang ketika akan dibunuh oleh Abu Jahal dimana ketika itu dia sedang solat.
- Menidurkan 10 pemuda Mekah yang merancang untuk membunuhnya dengan taburan pasir.

Hal ghaib dan ramalan
- Mengetahui siksa kubur dua orang dalam makam yang dilewatinya kerana dua orang tersebut selalu shalat dalam keadaan kotor kerana kencingnya selalu mengenai pakaian solat.
- Mengetahui ada seorang Yahudi yang sedang disiksa dalam kuburnya.
- Meramalkan seorang isterinya ada yang akan menunggangi unta merah, dan di sekitarnya ada banyak anjing yang menggonggong dan orang tewas. Hal itu terbukti pada Aisyah pada ketika Perang Jamal di wilayah Hawwab yang mengalami kejadian yang diramalkan Muhammad.
- Meramalkan isterinya yang paling rajin bersedekah akan meninggal tidak lama setelahnya dan terbukti dengan meninggalnya Zainab yang dikenal rajin bersedekah tidak lama setelah kematian Muhammad.
- Meramalkan Abdullah bin Abbas akan menjadi “bapa para khalifah” yang terbukti pada keturunan Abdullah bin Abbas yang menjadi raja-raja kekhalifahan Abbasiyah selama 500 tahun.
- Meramalkan umatnya akan terpecah belah menjadi 73 golongan.
- Meramalkan Kenapa Dunia Islam Menjadi Sasaran Pemusnahan, dan ramalan-ramalan seperti di bawah
- Seluruh Dunia Datang Mengerumuni Dunia Islam
- Ilmu Agama Akan Beransur-ansur Hilang
- Umat Islam Mengikuti Langkah-Langkah Yahudi dan Nasrani
- Akan wujudnya Golongan Anti Hadith dari kalangan umat Islam sendiri
- Islam Kembali asing sebagaimana datangnya dulu
- Memperingatkan tentang Bahaya Kemewahan
- Umat Islam Memusnahkan Orang-orang Yahudi
- Sifat Amanah Akan Hilang Sedikit Demi Sedikit
- Orang Yang Baik Berkurangan Sedang Yang Jahat Bertambah Banyak
- Zaman Dimana Orang Tak Pedulikan Dari Mana Mendapat kan Harta
- Harta Riba Wujud Di Merata Tempat
- Orang Meminum Khamar dan Menamakannya Bukan Khamar. Terbukti sekarang ramai yang menghisap DADAH, PIL-PIL KHAYAL dan seumpamanya.
- Sedikit Lelaki dan Banyak Perempuan
- Hamba Menjadi Tuan dan Terbinanya Banyak Bangunan Yang Mencakar Langit
- Ahli Ibadat Yang Jahil dan Ulama Yang Fasiq
- Orang Yang Berpegang Dengan Agamanya Seperti Memegang Bara Api
- Golongan Ruwaibidhah
- Peperangan Demi Peperangan
- Masa Akan Menjadi Singkat
- Munculnya Galian-galian Bumi
- Tanah Arab Yang Tandus Menjadi Lembah Yang Subur
- Ujian Dahsyat Terhadap Iman
- Peperangan Di Kawasan Sungai Furat (Iraq) Kerana Merebut Kekayaan. Terbukti bahawa Amerika Syarikat telah menakluki Iraq tidak lama dulu.
- Ulama Tidak Dipedulikan
- Islam pada Nama Sahaja
- Al Quran Akan Hilang dan Ilmu Akan Diangkat
- Lima belas Maksiat Yang Akan Menurunkan Bala
- Umat Islam Bermegah-megah Dengan Masjid
- Menggadaikan Agama Kerana Dunia
Dan untuk bacaan hadith-hadithnya sila baca di Hadith tentang peristiwa akhir zaman

Mukjizat terbesar
- Membelah bulan dua kali untuk membuktikan kenabiannya pada penduduk Mekah.
Bukhari meriwayatkan dari Ibnu mas’ud r.a. berkata, “Pada zaman Rasulullah s.a.w, bulan pernah terbelah menjadi dua. Sebelah berada di atas gunung dan satunya lagi di tempat lain, lalu baginda bersabda , “Saksikanlah”.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahawa penduduk Mekkah meminta kepada Rasulullah S.a.w untuk memperlihatkan tanda kerasulannya kepada mereka. Maka baginda S.a.w memperlihatkan bulan yang terbelah menjadi dua , sehingga mereka pun melihat jarak antara keduanya.
Dan beberapa hadith lagi …….


- Isra ke Masjidil Aqsa, Palestine dari Masjidil Haram, Mekkah lalu Mi’raj ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh dari Baitul Maqdis tidak sampai satu malam pada tanggal 27 Rajab tahun 11 Hijriah.

- Menerima Al-Qur’an sebagai Firman Tuhan terakhir padahal baginda seorang yang 'ummi' iaitu tidak tahu membaca dan menulis.

Penyembuhan penyakitSetiap rasul dikurniakan mukjizat masing-masing bagi digunakan untuk menguatkan hujjah dan bukti bagi kebenaran yang diturunkan dari langit. Dan semua mukjizat itu adalah atas bantuan Allah S.w.t, bukannya kekuatan rasul itu sendiri. Ianya amat berbeza dengan sihir yang mana sihir menggunakan khidmat dari jin dan syaitan. Di sini saya tidak mahu menceritakan tentang sihir, tetapi hanya mahu menekan kan tentang antara mukjizat Nabi Muhammad S.a.w. Kali ini saya akan bentangkan tentang mukjizat yang berkaitan dengan penyembuhan penyakit.

-Menyembuhkan kaki patah sehingga pulih seperti sedia kala
Bukhari meriwayatkan dari Al-Barra’ r.a bahawa setelah Abdullah bin Atik dapat membunuh Abu Rafi’, lalu turun dari tangga rumahnya , dia jatuh tersemban ke tanah sehingga betisnya patah. Beliau menceritakan hal ini kepada Rasulullah S.a.w. Baginda pun bersabda, “Luruskanlah kaki mu!” Maka beliau pun meluruskannya, lalu baginda mengusapnya . Selepas itu dia sudah tidak merasakan sakit lagi.

-Menyembuhkan sakit mata hanya dengan ludahan
Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad , bahawa Rasulullah S.a.w bersabda pada waktu perang Khaibar, “besok aku akan memberikan bendera ini kepada seseorang yang akan diberikan kemenangan oleh Allah di tangannya.” Keesokan harinya baginda bersabda, “Mana Ali bin Abi Thalib?”
“Kedua matanya sedang sakit,” jawab sahabat-sahabat.

Maka baginda pergi menemui Ali lalu meludah pada kedua mata Ali sambil berdoa, sehingga langsung sembuh dan dia tidak merasakan sakit apa-apa lagi.

-Menyembuhkan penyakit luka dengan tiupan pada bahagian yang sakit
Bukhari juga meriwayatkan dari Yazid bin Abu Ubaid, dia berkata, “Aku melihat luka terhiris di betis Salamah bin Al Akwa”. Aku bertanya, “Luka apa ini ?”
“Aku terluka pada perang Khaibar, ” jawabnya.
Selanjutnya beliau pergi kepada Rasulullah S.a.w lalu baginda meniupkan luka itu 3 kali dan aku tidak merasakan sakit lagi.”

-Mengembalikan penglihatan orang yang buta
An Nasa’i, Tirmidzi, Al Hakim dan Al Baihaqi meriwayatkan dari Usma bin Hanif r.a, bahawa ada seorang buta berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku agar membuka penglihatanku.”
Baginda bersabda, “Pergilah berwudhu’ . Dirikan solat dua raka’at dan ucapkanlah, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu, mengadap kepadaMu dengan lantaran nabiMu Muhammad, nabi pembawa kasih. Wahai Muhammad, aku mengadap kepada Tuhanmu dengan lantaranmu, agar dia membuka penglihatanku . Ya Allah, berilah syafaat beliau untuk kepentinganku.”
Belum lagi orang ramai berganjak dari tempat mereka dan orang tersebut pergi, maka dia sudah dapat melihat.

-Mengembalikan mata yang terkeluar dan penglihatannya
Ibnu Saad meriwayatkan dari Zaid bin Aslam r.a, bahawa mata Qatadah bin An Nu’man terluka sehingga biji matanya terkeluar sampai ke pipi. Kemudian Rasulullah S.a.w mengembalikan hingga matanya menjadi sembuh kembali.
At Thabrani dan Abu Nu’aim meriwayatkan dari Qatadah , dia berkata, ” Pada waktu Perang Uhud, aku menjaga wajah Rasulullah dari serangan anak panah, yang akhirnya ada sebuah anak panah mengenai biji mataku. Aku mengambilnya dengan tangan dan berusaha mendatangi Rasulullah. Ketika baginda S.a.w melihat apa yang ada di telapak tangan ku, dua mata beliau berlinangan seraya bersabda, “Ya Allah , peliharalah mata Qatadah sebagaimana dia telah pelihara wajah nabinya dengan wajahnya (dari serangan anak panah). Jadikanlah kedua matanya yang lebih baik dan lebih elok serta tajam penglihatannya.” Akhirnya apa yang diharapkan rasul itu termakbul.

-Menyembuhkan penyakit kanak-kanak yang tidak boleh berdiri
Abu Ya’la, Al Baihaqi meriwayatkan dari Usamah bin Zaid r.a, ia berkata, “Kami keluar bersama Rasulullah Sa.w. untuk menunaikan ibadah haji. Ketika sampai di rauha’, beliau melihat seorang perempuan di depannya. Setelah dekat perempuan itu berkata, “Wahai rasulullah, ini ialah anakku. Sejak lahir hingga saat ini, beliau tidak mampu berdiri sama sekali.” Baginda S.a.w pun mengambil anak itu, menggendongnya lalu meludah di mulut anak itu seraya bersabda, “Wahai musuh Allah, keluarlah! Sesungguhnya aku Rasulullah!” Setelah itu baginda menyerahkan kembali anak itu seraya bersabda, “Ambillah anakmu , dia sudah tiada apa-apa”.

-Menyembuhkan penyakit bisu
Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Al Baihaqi, At Thabrani dan Abu Nuaim meriwayatkan dari jalan Sulaiman bin Amru bin Al Ash, dan ibunya dia berkata, “Aku pernah melihat Rasulullah S.a.w pada waktu Jamrah Al Aqabah. Beliau melempar batu dan orang-orang pun melakukannya. Setelah selesai baginda kembali, tiba-tiba ada seorang perempuan sambil membawa anaknya yang bisu datang kepada baginda seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini anakku yang sedang mendapat bala. Dia tidak boleh berbicara.”

Baginda S.a.w meminta sebuah bejana yang diperbuat dari batu yang di dalamnya diisikan air. Setelah itu baginda memegangnya, meludahinya dan berdoa. Mengulanginya sekali lagi dan menyuruh agar meminumnya kepada anak perempuan itu. Akhirnya anak itu sembuh, malah menjadi lebih baik daripada yang lainnya.

-Mengubati penyakit gila
Ahmad , Ad Darami, At Thabrani, Al Baihaqi, Abu Nu’aim meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahawa ada seorang perempuan datang menemui Rasulullah S.a.w sambil membawa anaknya seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah anakku yang sedang menderita gila. Dia suka mengambil makanan yang harus kita makan di siang hari dan di malam hari. Dia juga suka mengamuk.”

Baginda S.a.w pun mengusap dada anak itu, menyemburkan ludah sambil berdoa. Dari dalam perut budak itu keluar sesuatu yang kecil menyerupai ulat hitam. Akhirnya budak itu pun sembuh.

Beberapa penyembuhan lain yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.a.w

- Menyembuhkan luka gigitan ular yang diderita Abu Bakar dengan ludahnya ketika bersembunyi di Gua Tsur dari pengejaran penduduk Mekah.

- Menyembuhkan tangan wanita yang lumpuh dengan tongkatnya.

- Menyambung tangan Badwi yang putus yang dipotongnya sendiri setelah menampar Muhammad.

- Dan sebagainya …….

Keberkatan makanan dan minuman
-Peristiwa Khandaq, keajaiban di rumah Jabir bin Abdullah r.a
Bukhari dan Muslim serta lain-lainnya meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a tentang kisah penggalian Khandaq. Dia berkata, “Aku melihat rasa lapar yang sangat pada diri Nabi S.a.w. Aku segera mengeluarkan kuali yang di dalamnya ada satu takar gandum dan kami punya juga seekor haiwan kecil sebangsa anak kambing kacung.”

Dalam riwayat lain, dari Jabir disebutkan bahawa beliau berkata, “Sebelum Perang Khandaq kami menggali parit. Dalam penggalian itu kami terhalang oleh batu yang sangat keras. Mereka datang menemui rasul dan berkata, “ini adalah batu yang sangat keras yang menghalangi penggalian.”

“Aku akan segera turun,” sabda baginda S.a.w. Dalam keadaan berdiri baginda menganjalkan perutnya dengan batu. Selama 3 hari kami tidak akan merasai apa-apa. Lalu tanah yang keras itu dipukul oleh nabi yang kemudian hancur berkeping-keping. Sesudah itu aku berkata kepada Rasulullah S.a.w, “Wahai Rasulullah, izinkanlah aku pulang ke rumah.”Baginda pun mengizinkan aku pulang. Sampainya di rumah aku berkata kepada isteriku, “Aku melihat sesuatu pada diri nabi, yang bila saja aku melihatnya tentu aku tidak akan sabar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?

“Aku punya gandum dan anak kambing betina,” jawab isteriku. Anak kambing itu langsung aku sembelih dan gandumnya ku masak. Dagingnya ku letakkan dalam periuk lalu aku menemui Rasulullah S.a.w. Isteriku berkata, “Janganlah kau membuatkan aku malu di hadapan Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya kerana makanan yang dibawa hanya sedikit”.

Setelah bertemu aku berbisik pada rasul, Wahai Rasulullah S.a.w kami telah menyembelih haiwan kami dan memasak satu takar gandum kami. Kemarilah engkau bersama satu orang bersamamu, asal jangan lebih dari sepuluh orang.”

Dalam riwayat lain disebutkan, “Kami mempunyai sedikit makanan yang telah kami buat. Kemarilah engkau wahai Rasulullah bersama seorang atau dua orang sahaja.”

Sabda baginda S.a.w, “Katakanlah kepada isterimu agar periuknya jangan diangkat dulu dari tungku begitu adunan rotinya sampai aku datang. ” Sesudah itu baginda melaungkan, “Wahai semua penggali parit, sesungguhnya Jabir telah membuat makanan. Marilah semuanya segera ke mari!”

Setelah aku bertemu isteriku aku berkata kepadanya, Sungguh teruklah kamu, nabi datang bersama semua orang Ansar dan Muhajirin.”

“Apakah baginda bertanya berapa banyak makananmu?” tanya isteriku.

“Ya”, jawabku.

“Allah dan rasul lebih mengetahui. Kita membuat roti apa yang ada pada kita sahaja.”

Dalam riwayat lain disebutkan bahawa Jabir berkata, “Aku pulang ke rumah. Rasulullah S.a.w pula datang bersama semua orang. Isteriku mengeluarkan adunan roti, lalu baginda meludahi adunan itu lalu memberkatinya. Kemudian rasulullah S.a.w menuju ke periuk kami, meludahinya dan berdoa agar diberkati. Sesudah itu, baginda bersabda kepada Jabir, “panggillah tukang pembuat roti agar dia membuatnya bersama isterimu.”

Baginda S.a.w juga bersabda kepada isteriku, “Ceduklah isi periuk ini, tetapi periuknya jangan engkau turunkan.”

Mereka datang bersama Rasulullah S.a.w seramai kira-kira seribu orang, didudukkan sepuluh-sepuluh, lalu mereka semuanya makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Aku bersumpah demi Allah, mereka semua dapat makan. Sampai akhirnya mereka meninggalkan makanan, maka periuk kami dan adunan roti kami masih seperti mula-mula tadi. Baginda S.a.w bersabda, “Makanlah dan hadiahkanlah.” Sehingga pada hari itu kami dapat memakannya dan memberikannya kepada jiran tetangga. Dan dalam riwayat lain disebutkan “Kami dapat makan dan memberikannya kepada tetangga. Dan setelah Rasulullah S.a.w keluar, maka makanan itu pun habis pula.” Di ambil dari hadith riwayat Bukhari dan Muslim

Dan peristiwa seakan-akan sama seperti di atas juga telah berlaku di rumah Thalhah r.a kemudiannya.

Bubur yang berkatAt Thabari meriwayatkan dalam Al Ausath dengan sanad yang Hasan, dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah S.a.w memanggilku seraya bersabda, “Pergilah ke rumah dan katakan kepada seisi rumah, “kemarikan makanan yang ada padamu”. Lalu mereka memberiku talam yang berisi bubur bercampur kurma, lalu ku bawakan kepada Rasulullah S.a.w. Sesudah itu baginda bersabda lagi, panggillah semua orang yang ada di masjid.” Aku berkata dalam hati, “celakalah aku kerana ku lihat makanan ini terlalu sedikit. Benar-benar celakalah aku kerana bermaksiat dengan memanggil mereka, lalu mereka semua akan berkumpul.”

Nabi S.a.w meletakkan jari-jemarinya di atas makanan itu , meludahi setiap bahagiannya seraya bersabda, “Makanlah dengan nama Allah! ” Maka mereka pun makan sampai kenyang dan aku juga ikut makan hingga kenyang. Sesudah itu aku mengangkatnya. Ternyata keadaannya seperti keadaan asal. Hanya sahaja di sana ada bekas jari-jari rasulullah S.a.w.

Keberkatan dalam susu kambing
Abu Ya’la, At Thabrani, Hakim meriwayatkan dari Qais bin Abi Nu’man r.a berkata, “Ketika Rasulullah S.a.w dan Abu Bakar pergi secara diam-diam, mereka melewati seorang budak yang sedang mengembala kambing. Rasul dan Abu Bakar meminta agar diberi susu perahan.”

“Aku tidak mempunyai seekor kambing pun yang dapat diperah. Bahkan ada seekor anak kambing yang sudah tidak mendapatkan air susu lagi sejak awal pada musim kemarau ini, ” kata budak itu. Rasulullah bersabda, “Panggillah dombamu itu.” Lalu memegang kantung kelenjar susunya dan berdoa. Abu Bakar datang sambil membawa bejana. Rasul memerah susu, lalu diberikan kepada Abu Bakar, memerah lagi lalu diberikan kepada pengembala, lalu diperah lagi untuk meminumnya. Sang pengembala bertanya kehairanan, “Siapakah engkau ini? Demi Allah, aku belum pernah melihat orang sepertimu.”

“Aku adalah Muhammad, Rasulullah,” jawab baginda S.a.w.

“Engkaukah yang dianggap Quraisy telah menimpakan mala petaka?”

“Memang itu lah yang mereka katakan”

“Aku bersaksi bahawa engkau adalah seorang nabi. Apa yang engkau bawa adalah benar. Tidak ada yang dapat berbuat seperti yang engkau perbuat kecuali adalah seorang nabi.”

Perigi yang kering kembali berairMuslim meriwayatkan dari Salamah bin Al Aqwa’, ia berkata, “Kami yang berjumlah seribu empat ratus orang tiba di Hudaibiyyah bersama nabi S.a.w. Kami semua dan empat puluh ekor kambing yang dibawa tidak mendapatkan air. Selanjutnya nabi S.a.w berjongkok di bibir bekas sebuah perigi. Entah baginda berdoa atau meludah ke sana, namun yang jelas tiba-tiba memancar air yang sangat deras. Akhirnya kami dapat minum sepuas-puasnya, begitu juga dengan kambing-kambing kami.”

Dan banyak lagi mukjizat yang dikurniakan oleh Allah s.w.t ke atas Nabi Terakhir yang membawa Perjanjian Terakhir ini.

Islamnya Zaid bin Sanah seorang Pendita Yahudi

Diriwayatkan oleh At-Thabrani dari Abdullah bin Salaam r.a bahawa pada suatu hari Rasulullah s.a.w keluar bersama sahabat-sahabat baginda, di antaranya Ali bin Abi Thalib r.a.

Tiba-tiba datang menemui beliau seorang Badwi dengan berkenderaan, lalu berkata; "Ya Rasulullah. di kampung itu ada sekumpulan manusia yang sudah memeluk Agama Islam dengan mengatakan bahawa jika memeluk Islam, mereka akan mendapat rahmat dan rezeki dari Allah. Tetapi sesudah mereka semua peluk Islam, terjadilah musim kering dan panas yang bersangatan sehingga mereka ditimpa bahaya kelaparan.

Saya khuatir ya Rasulullah jika mereka kembali kufur meninggalkan Islam kerana soal perut, kerana mereka memeluk Islam juga adalah kerana soal perut. Saya ingin agar kepada mereka engkau kirimkan bantuan untuk mengatasi bahaya kelaparan yang menimpa mereka itu."

Mendengar keterangan itu. Rasulullah s.a.w lalu memandang Ali bin Abu Thalib. Ali mengerti maksud pandangan itu sambil berkata, "Ya Rasulullah, tidak ada lagi bahan makanan pada kita."


Zaid bin Sanah, seorang Pendita Yahudi yang turut mendengarkan laporan orang Badwi dan jawapan Ali bin Abu Thalib lalu mendekatkan dirinya kepada Rasulullah s.a.w dan berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau suka, akan saya belikan kurma yang baik lalu kurma itu dapat engkau beli padaku dengan hutang dan dengan perjanjian begitu, begini."


Berkata Rasulullah s.a.w, "Jangan dibeli kurma itu sekiranya kau berharap aku berhutang kepadamu tetapi belilah kurma itu dan berilah kami pinjam dari engkau."

"Baiklah." jawab Zaid bin Sanah.

Zaid bin Sanah pun membeli buah kurma yang baik-baik lalu menyerahkan kepada Rasulullah s.a.w dengan perjanjian-perjanjian tertentu dan akan dibayar kembali dalam jangka waktu yang tertentu pula. Sebaik saja Rasulullah s.a.w menerima kurma itu, lalu diarahkan supaya buah kurma tersebut diserahkan dan dibahagi-bahagikan kepada penduduk kampung yang ditimpa bencana itu.

Berkata Zaid bin Sanah, "Dua atau tiga hari sebelum tiba tempoh perjanjian pengembalian pinjaman seperti yang ditetapkan dalam perjanjian itu, Rasulullah s.a.w keluar menziarahi orang mati bersama Abu Bakar, Umar, Usman dan beberapa orang sahabat yang lain.

Setelah selesai menyembahyangkan jenazah tersebut, Rasulullah s.a.w pergi ke suatu sudut untuk duduk lalu saya menghampirinya dengan memegang erat-erat bajunya dan berkata kepadanya dengan sekasar-kasarnya. "Hai Muhammad, bayar hutangmu kepadaku, aku tahu bahawa seluruh keluarga Abdul Mutalib itu selalu melengah-lengahkan masa untuk membayar hutang!"

Mendengar kata-kataku yang kasar itu, saya lihat wajah Umar bin Khattab merah padam kemarahannya, lalu berkata, "Hai musuh Allah, engkau berkata begitu kasar terhadap Rasulullah dan berbuat tidak sopan. Demi kalau tidak kerana rasa hormatku terhadap Rasulullah s.a.w yang berada di sini, sungguh tentu akan ku potong lehermu dengan pedangku ini."

Rasulullah memandang kepadaku dalam keadaan tenang dan biasa saja, lalu berkata kepada Umar, "Hai Umar, antara saya dengan dia ada urusan hutang piutang yang belum selesai. Sebaik-baiknya engkau menyuruh aku membayar hutang itu dan menganjurkan kepadanya untuk berlaku baik menuntut hutangnya. Hai Umar, pergilah bersama dia ke tempat penyimpanan kurma, bayarlah hutang itu kepadanya dan tambahlah 20 gantang sebagai hadiah untuk menghilangkan rasa marahnya."

Setelah Umar membayar hutang itu dengan tambahan tersebut, lalu Zaid bin Sanah pun bertanya kepada Umar, "Kenapa ditambah hai Umar?" Berkata Umar, "Diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w tambahan ini sebagai imbangan kemarahan engkau."

"Hai Umar, kenalkah engkau siapa aku?" Tanya Zaid bin Sanah. "Tidak." Jawab Umar.

"Akulah Pendita Zaid bin Sanah."

"Engkau ini Pendita Zaid bin Sanah?" Tanya Umar agak terkejut. "Ya." Jawab Zaid bin Sanah ringkas.

"Kenapa engkau berlaku demikian rupa terhadap Rasulullah s.a.w? Engkau berlaku begitu kasar dan begitu menghina?" Tanya Umar lagi.

Zaid bin Sanah menjawab, "Hai Umar, segala tanda kenabian yang aku dapati dalam kitab Taurat sudah aku temui pada diri Rasulullah itu. Selain dua perkara yang aku sembunyikan dan tidak aku sampaikan kepada Rasulullah iaitu bahawa perasaan santunnya selalu mengalahkan perasaan marahnya. Makin marah orang kepadanya, makin bertambah rasa kasih sayangnya terhadap orang yang marah itu.

Dengan kejadian itu hai Umar yang sengaja diatur, aku sudah tahu dan lihat sendiri kedua sifat itu terdapat pada diri Muhammad itu. Aku bersumpah di depanmu hai Umar, bahawa aku sungguh-sungguh suka dan redha dengan Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai nabi dan ikutanku."

Umar dan Zaid bin Sanah pun kembali mendapatkan Rasulullah s.a.w. Sebaik saja berhadapan dengan Rasulullah s.a.w, lalu berkata Zaid bin Sanah, "Aku bersaksi bahawa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahawa Muhammad adalah hamba Allah dan rasulNya."

Zaid bin Sanah turut berjuang dan bertempur bersama Rasulullah s.a.w dan kaum muslimin hampir di setiap medan perang dan akhirnya mati syahid di medan Perang Tabuk.

Demikianlah caranya bagaimana Zaid bin Sanah, seorang Pendita Yahudi menganut Agama Islam , beriman dengan Rasulullah s.a.w dan bersumpah akan membela Islam sehingga akhir hayatnya. SubhanAllah .......

Uthman diutus berbincang dengan Quraisy

Uthman diutus berbincang dengan Quraisy

APABILA kalangan para pemimpin Quraisy cenderung berdamai dengan rombongan umrah dan haji dari Madinah itu, kalangan para pemuda Quraisy pula lebih bersemangat menyerang rombongan tersebut. Mereka membuat keputusan menyerang pada waktu malam dengan menyelinap masuk ke perkhemahan rombongan umat Islam itu.

Maka pada suatu malam seramai 70 pemuda Quraisy turun dari Bukit Tanaim dan cuba masuk dalam perkhemahan umat Islam di saat ahli rombongan itu sedang berehat dan ada yang telah pun tidur. Mereka benar-benar nekad menyerang umat Islam. Tetapi kehadiran mereka disedari oleh seorang sahabat Rasulullah SAW, Muhammad bin Salamah yang diamanahkan sebagai Ketua Pengawal kepada rombongan tersebut.

Cubaan mereka berjaya dihalang dan kesemua mereka berjaya ditahan. Maka terselamatlah umat Islam dalam cubaan yang merbahaya itu. Namun didorong kemahuan Rasulullah untuk berdamai, baginda kemudiannya membebas dan memaafkan perbuatan para pemuda Quraisy itu. Lalu baginda kemudiannya bercadang menghantar seorang duta atau wakil untuk memberitahu mereka akan tujuan sebenar kedatangan rombongan dari Madinah ini.

Sahabat besar, Omar Al Khattab pun dilantik oleh baginda untuk tujuan tersebut. Tetapi Omar menolak permintaan baginda itu, katanya: "Wahai Rasulullah, di Mekah itu tidak ada seorang pun dari suku Bani Kaab yang akan mempertahankan aku jika aku diganggu.

"Kenapa tidak dihantar sahaja Uthman bin Affan untuk menemui kaum Quraisy itu kerana kaum kerabatnya masih ramai ada di Mekah itu dan tentu ini memudahkan kita untuk menyampaikan maksud kehadiran kita dan tidak akan ada sesiapa yang berani untuk menganggu Uthman kerana ramai yang akan mempertahankannya nanti."

Rasulullah lantas setuju dan Uthman pun dipanggil dan tentu sahaja sahabat Rasulullah bersetuju untuk menjadi wakil dan masuk seorang diri ke Mekah dan menemui para pembesar Quraisy itu.

Rasulullah juga ada meminta Uthman agar menemui beberapa penduduk Mekah yang telah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan khabarkan kepada mereka bahawa kemenangan di pihak Islam adalah semakin hampir. Mereka tidak perlu merahsiakan lagi agama Islam yang mereka anuti. Malah agama Islam akan bebas diamalkan tanpa sesiapa dapat menghalangnya lagi.

Uthman pun berjalan menuju ke pintu Kota Mekah dan setelah bertemu dengan orang Quraisy, Uthman pun menyatakan tujuan kehadirannya dan beliau kemudiannya dibawa masuk bertemu para pembesar Quraisy dengan menaiki seekor kuda yang diberi sendiri oleh orang Quraisy itu.

Beliau turut diiring masuk bagi menjamin keselamatannya sehingga tiba di hadapan Kaabah dan Uthman mendapat tawaran untuk melakukan tawaf di Baitullah. Namun Uthman menolak pelawaan itu kerana beliau enggan untuk melakukannya selagi tidak bersama-sama dengan Rasulullah dan ahli rombongan yang lain.

Uthman kemudiannya menyatakan tujuan kedatangannya kepada para pembesar Quraisy tersebut. Beliau kemudiannya terpaksa menunggu lama bagi mendapatkan hasil perbincangan pembesar itu setelah mendengar sendiri akan pesanan dari Rasulullah melalui wakilnya itu.

Akibat terlalu lama Uthman berada di dalam Kota Mekaah seolah-olah seperti ditahan akhirnya tersebar berita yang mengatakan bahawa sahabat besar dan menantu kepada baginda ini telah dibunuh.

Berita itu sampai ke pengetahuan baginda dan tentu sahaja jika benar Uthman dibunuh maka kematiannya mesti dibela.

Lalu baginda pun memanggil para sahabat yang lain dan meminta mereka supaya berjanji untuk sama-sama membela kematian Uthman.

Tentu sahaja seluruh sahabat dan ahli rombongan setuju untuk berbaiah malah sanggup mati demi membela kematian Uthman itu.

Baiah ini dilakukan di bawah sepohon pokok yang dikenali sebagai Baiah Al Ridwan atau Baiah Syajarah (pokok) yang ada disebutkan dalam Al Quran, firman Allah yang bermaksud: Demi sesungguhnya! Allah reda akan orang-orang yang beriman, ketika mereka memberikan pengakuan taat setia kepadamu (wahai Muhammad) di bawah naungan pohon (yang termaklum di Hudaibiyah); maka (dengan itu) ternyata apa yang sedia diketahui-Nya tentang (kebenaran iman dan taat setia) yang ada dalam hati mereka, lalu Ia menurunkan semangat tenang tenteram kepada mereka, dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat masa datangnya. (al-Fath: 18)

Mendengarkan adanya sumpah setia atau baiah yang seperti itu maka dengan segera Uthman pun 'dibebaskan' oleh pihak kafir Quraisy bagi mengelakkan berlakunya sebarang perkara yang tidak diingini.

Ini kerana mereka tidak mahu berlaku lagi sebarang pertempuran yang akan merugikan kedua-dua belah pihak.

Tidak lama kemudian, Uthman pun muncul dalam keadaan yang selamat dan memberitahu bahawa pihak Quraisy akan menghantar wakil mereka pula untuk berbincang dengan Rasulullah.

Kredit/Sumber: Utusan Malaysia
Please Subscribe my youtube channel. Tq.

Translate

CLOSE